Selasa, 04 Maret 2014

Perkemahan Mucil di Prambanan

                  b                                                     Rendah Hati 

Rendah hati mungkin adalah sebuah kata yang hampir hilang dari perbendaharaan bahasa kita.
Hampir setiap hari kita mendengar atau menyaksikan betapa para pemimpin kita, para elita politik dan pejabat publik menunjukan arogansi kukuasaan atau jabatannya. Pertikaian politik antara para pemimpin sesungguhnya telah memberi gambaran yang jelas tentang betapa
merekasungguh merasa dirinya paling benar, paling mewakli rakyat,dan paling mengerti persoalan.
Demikian halnya dengan para pakar dan pengamat politik, ekonomi dan sosial. Semuanya berlomba-lomba untuk memberikan komentarnya kepada publik dengan rasa diri paling benar dan orang lain paling salah. Kita memang tidak perlu mengatakan bahwa saudara kita itu tinggi hati.
Kerendahan hati merupakan salah satu  bahan (ingredients) yang paling penting dalam karakter seorang yang telah menemukan jati dirinya, d samping integritas, pasrah. rela memaafkan dan pengendalian diri. Mengenai topik integritas, dan rela memaafkan telah di bahas di dalam rubrik mandiri beberapa waktu yang lalu. Seorang yang tidak bisa menunjukan sikap atau karakter rendah hati, berarti belum mencapai kedamaian dengan dirinya. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Gay Hendrick, PhD dan Kate Ludeman, PhD terhadap 800-an manajer perusahaan yang meraka tangani selama 25 tahun, salah satu kesimpulannya adalah bahwa para pemimpin yang berhasil membawa perusahaan atau organisasinya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang yang memiliki integritas, mampu menerima kritik, rendah hati, dan mengenal dirinya dengan baik. Para pemimpin yang sukses ini ternyata memiliki kecerdasan spiritual yang jauh lebih tinggi dari manusia rata-rata. Mereka justru adalah manusia yang rendah hati.
Berikut ini adalah sejumlah karakteristik atau ciri-ciri dari seseorang yang memiliki sifat rendah hati. Jika memiliki salah satu saja dari ciri-ciri ini, berarti kita memliki kecerdasan spiritual yang lebih baik dibanding kita tidak memilikinya.
  • Mau Melayani
  • Memandang Setiap Individu Unik, Istimewa dan Penting
  • Mau Mendengar dan Menerima Kritik
  • Menang Tanpa Ngasorake, Ngalah Tapi Ora kalah 
  • Berani Mengakui Kesalahan dan Meminta Maaf
  • Rela Memaafkan
  • Lemah Lembut dan Penuh Pengendalian diri
  • Mengutamakan Kepentingan Yang Lebih Besar